Yayasan Advokasi Masyarakat Madani Indonesia (Yammi) Sulawesi Tengah mengungkapkan rasa duka cita yang mendalam setelah terjadinya kecelakaan berakibat jatuhnya korban jiwa di lokasi Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di Kelurahan Poboya, Kecamatan Mantikulore, Kota Palu. Kejadian ini menunjukkan risiko tinggi yang dihadapi para penambang di kawasan tersebut.
Tragedi tersebut terjadi pada Kamis malam, 9 Oktober 2025, sekitar pukul 19.00 Wita, saat seorang penambang berinisial HR tertimbun tanah longsor di lokasi tambang ilegal Vavolapo. Diketahui, saat itu HR sedang melakukan pemuatan material ke dalam truk ketika bencana tersebut menimpanya.
Direktur Kampanye dan Advokasi Yammi, Africhal Khamane’i, menyatakan bahwa insiden seperti ini bukan pertama kalinya terjadi di kawasan tersebut. Sebelumnya, pada awal Juni 2025, dua penambang juga tewas dalam kejadian serupa, memperlihatkan betapa berbahayanya aktivitas di PETI ini.
Dalam pernyataannya, Africhal menjelaskan bahwa satu korban, yang merupakan warga Kecamatan Palolo, meninggal di tempat kejadian, sedangkan korban lainnya, berasal dari Provinsi Gorontalo, menemui ajalnya dalam perjalanan menuju rumah sakit. Kejadian ini kembali menyoroti sisi kelam dari pertambangan ilegal.
Africhal menggarisbawahi bahwa pola kejadian longsor yang tiba-tiba ini mengarah pada fakta bahwa aktivitas PETI di Poboya dapat dianggap sebagai bom waktu. Pekerja yang terlibat dalam praktik ini berisiko tinggi, namun terpaksa menjalaninya demi memenuhi kebutuhan ekonomi mereka.
Dia menekankan pentingnya kesadaran akan kondisi kerja yang tidak aman. Para penambang yang bekerja di lokasi tersebut tidak hanya terdesak secara ekonomi, tetapi juga tidak mendapatkan jaminan perlindungan dan keselamatan yang memadai. Tanpa adanya pengawasan yang ketat, risiko seperti ini akan terus mengancam.
Memahami Risiko Pertambangan Emas Tanpa Izin di Poboya
Kondisi di lokasi tambang ilegal jelas menunjukkan ketidakamanan yang ekstrem bagi semua pekerja. Tanpa adanya regulasi yang jelas, banyak yang nekad melanjutkan pekerjaan karena terjebak dalam kesulitan ekonomi. Di sinilah tantangan besar muncul, di mana cara memperoleh penghidupan berkaitan langsung dengan keselamatan nyawa.
Aktivitas di PETI bukan hanya menimbulkan risiko kecelakaan, tetapi juga dampak lingkungan yang serius. Pembabatan hutan dan pencemaran air dapat mengakibatkan perubahan iklim mikro di daerah tersebut. Masalah ini, jika dibiarkan berlanjut, akan memperburuk kerusakan ekosistem di sekitar Poboya.
Sebelumnya, berbagai laporan telah menunjukkan dampak negatif yang dihasilkan dari penambangan ilegal. Bukan hanya manusia yang menjadi korban, tetapi juga flora dan fauna lokal yang telah berkurang drastis akibat aktivitas ini. Keseimbangan ekologis di daerah tersebut semakin terancam.
Memahami kondisi ini, perlu ada perhatian dan langkah konkret dari pemerintah serta pihak berwenang. Pembangunan berkelanjutan memerlukan pengawasan yang kuat terhadap aktivitas pertambangan, terutama di daerah rawan longsor seperti Poboya. Hanya melalui pendekatan yang hati-hati dan bijaksana, risiko dapat diminimalkan.
Solusi untuk Mengatasi Problematika Pertambangan Ilegal
Untuk menangani permasalahan pertambangan ilegal, pendekatan yang terintegrasi diperlukan. Pemerintah harus berkomitmen dalam meningkatkan regulasi dan pengawasan terhadap praktik-praktik ini. Hal ini diperlukan untuk melindungi nyawa dan mencegah kerugian yang lebih besar di masa depan.
Pendidikan dan sosialisasi tentang bahaya dari pertambangan ilegal juga harus dilakukan secara aktif. Masyarakat perlu memahami risiko yang dihadapi, sekaligus mencari alternative sumber penghidupan yang lebih aman dan berkelanjutan. Program-program pelatihan dapat membantu mengurangi ketergantungan pada aktivitas berbahaya ini.
Dukungan bagi para penambang dengan memberikan akses ke pekerjaan yang lebih aman dan terencana juga menjadi langkah penting. Penyediaan lapangan kerja yang formal dan berkelanjutan dapat merubah cara pandang dan hidup masyarakat setempat, mengurangi keinginan untuk terlibat dalam kegiatan berisiko tinggi.
Pentingnya keterlibatan masyarakat lokal dalam proses pengambilan keputusan juga tak bisa diabaikan. Masyarakat yang menjadi bagian dari proses dapat memberikan perspektif yang lebih baik dalam menciptakan solusi yang tepat. Keterbukaan dalam dialog menjadi kunci dalam mencapai keseimbangan antara kebutuhan ekonomi dan keselamatan.
Dampak Jangka Panjang dari Pertambangan Ilegal di Kawasan Poboya
Pertambangan ilegal tidak hanya membawa dampak instan, tetapi juga berdampak jangka panjang yang merusak. Kerusakan lingkungan yang ditimbulkan dapat berlangsung selama bertahun-tahun, bahkan generasi mendatang akan merasakan efeknya. Hal ini menjadi bagian dari siklus bencana yang tidak pernah berhenti jika tidak ada tindakan nyata dari pihak terkait.
Pemulihan ekosistem yang rusak akibat aktivitas ini membutuhkan waktu yang sangat lama. Tanah yang hilang, air yang tercemar, serta flora dan fauna yang punah tidak dapat dengan mudah dikembalikan. Ini adalah warisan buruk yang akan ada di tengah masyarakat yang terpaksa menanggung akibat dari tindakan tanpa regulasi ini.
Oleh karena itu, kesadaran akan dampak jangka panjang ini harus ditanamkan di setiap tingkatan masyarakat. Generasi muda, khususnya, perlu diberikan pemahaman yang mendalam mengenai pentingnya menjaga lingkungan serta mematuhi hukum yang ada. Dengan pengetahuan ini, mereka diharapkan dapat menghindari kesalahan yang sama di masa depan.
Mengintegrasikan solusi ramah lingkungan dalam praktik pertambangan adalah langkah perlu untuk menghadapi dampak negatif. Pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan tentang cara-cara pertambangan yang berkelanjutan tentunya menjadi tantangan, namun dapat membuka cakrawala baru bagi dunia pertambangan di Indonesia.
